Saturday, December 28, 2024

Back to Japan! (Part 1)

 

Autumn

Halo, apa kabar? Kalo kalian nanya aku, alhamdulillah aku baik. Awalnya jujur aku udah lupa dan gaada niatan buat nulis blog di trip ku kali ini. Tapi ternyata ada yang nanyain dan aku terharu dikit. Jadinya aku bakalan lanjutin blog ini dan aku bakalan cerita-cerita soal perjalanan nonton Nippon Sport Science University (Nittai) dan Wolfdogs Nagoya (WD)! Sedikit perkenalan, Nittai adalah salah satu tim favoritku sejak 2021. Mereka adalah tim universitas yang berlaga di Divisi 1 Kanto. Kalo boleh sombong, Divisi 1 Kanto bisa dibilang salah satu divisi paling prestisius di Jepang karena banyak atlet-atlet nasional yang berlaga dan lulus dari universitas-universitas yang ada di Kanto. Sebut saja Yuki Ishikawa (Chuo University), Ran Takahashi (Nippon Sport Scince University), Eiro Motoki (Tokai University), Miyaura Kento (Waseda University), dan masih banyak lagi. Untuk WD sendiri merupakan tim yang berlaga di Liga Divisi 1 untuk tim-tim profesional di Jepang. WD adalah tim juara liga musim 2022/2023, yang saat ini diperkuat beberapa pemain ternama seperti Nimir Abdel Aziz (kapten timnas Belanda), Tine Urnaut (kapten timnas Slovenia), Kenta Takanashi (anggota timnas Jepang, kapten WD saat ini), dan juga Rivan Nurmulki yang merupakan salah satu pemain kebanggaan timnas Indonesia.

Day 0

Singkat cerita, di awal tahun sebenernya aku udah give up buat nonton voli ke Jepang tahun ini karena satu dan lain hal. Terlebih aku udah ada rencana cuti lama buat pulang ke Surabaya di bulan Juli sekalian nontonin anak-anak U20 di AVC. Tapi tiba-tiba di pertengahan Mei kayaknya ada hidayah yang bikin aku menggebu-nggebu aja buat tetep pergi tahun ini lol. Kalo kata orang Jawa, ancen urip iku mung sawang sinawang. Rencana awal pengennya nonton Nittai di Autumn League pas match di Kenshidai (kampus Nittai) sekalian nontonin WD di awal-awal musim, tapi rencana itu aku urungkan karena melihat jadwal main Nittai yang kurang sesuai sama keinginanku. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke turnamen akhir untuk anak-anak tahun keempat All Japan Intercollegiate atau yang biasa disebut Inkare, yang diselenggarakan 26 November - 1 Desember. Mulai lah aku cari-cari tiket buat ke Jepang.

Day 1

Tanggal 26 November 2024. Hari itu hari Senin. Karena flight ku jam 7 pagi, aku udah pasang alarm jam 3 buat bangun dan siap-siap. Berangkatlah aku ke bandara dengan posisi setengah-setengah sadar wkwk. Gak lama langsung check in dan naruh bagasi ke counternya. Oh iya, di maskapai ANA ini kita dapet bagasi 2 x 23 kg. Jadi sangat worth it menurutku kalo kalian banyak bawaannya. Setelah selesai semua, aku langsung aja jalan ke gate nya dan nyari tempat buat tidur karna asli masih ngantuk banget. Sekitar jam set. 7, udah ada panggilan boarding dan langsung cuss otw Jepang! Fyi ntuk makanan di pesawat, maskapai ANA menyediakan makanan halal bagi kita kaum muslim jadi kalian bisa pesen sebelum flight^^

Breakfast

Setelah perjalanan panjang sekitar tujuh jam, pukul 4 sore waktu setempat akhirnya sampai di Bandara Haneda Tokyo! Langitnya udah agak-agak gelap pas aku landing karena maklum, waktu disana magribnya aja pukul setengah lima sore. Setelah ambil bagasi dan lewat imigrasi, aku langsung cepet-cepet nyari stasiun bandara buat otw ke hotel! Untuk beberapa hari ke depan aku bakalan stay di Funabashi, Chiba. Awalnya sempet mau stay di Tokyo buat dua hari pertama karena venue match Nittai bakalan di Todoroki Arena dan Tokyo Metropolitan Gymnasium. Tapi setelah dipikir-pikir bakalan ribet buat angkat-angkat koper jadi aku lebih pilih buat jauh-jauh naik kereta aja daripada deket, tapi entar masih harus angkat-angkat koper lagi wkwk. Oh iya fun fact hal pertama yang aku lakukan pas dapet sinyal adalah ngecek match Nittai hahahah. Yakali kan aku udah jauh-jauh eh taunya mereka kalah kan ga lucu. Mana di match pertama itu mereka lawan Osaka Sangyo, yang kapten dan setter utamanya namanya Ryusei rekrutan Tokyo Great Bears (TGB). Alhamdulillahnya ternyata mereka menang straight luv. Setelah sampai hotel, mandi, makan onigiri beli di sevel, beres-beres, aku langsung tidur karena besok Nittai main match pertama dan venue nya jauh jadi aku harus berangkat pagi-pagi.

Sedikit trivia, aku baru tahu kalau Icoca sekarang bisa disambungin ke Apple Wallet (laugh). Untungnya pas mau top up ada dua orang Indonesia yang mau top up juga dan mereka bantuin aku caranya to up deh. Kebetulan pas masih di Indonesia aku udah coba-coba buat insert Icoca ku ke Apple Wallet, nah ternyata sekali disambungin, si kartunya udah gabisa dipake lagi. Jadi hati-hati ya! Kalau emang pengen tetep bentuk kartu gapapa banget. Keuntungannya kalian bisa top up dimana aja. Tapi kalau udah disambungin hape, nggak semua tempat bisa top up, karena gaada tempat buat naruh hapenya. Overall aku lebih suka disambungin hape sih karena lebih efisien buatku yang kemana-mana hape selalu di tangan, jadi ga perlu lagi repot-repot ngeluarin kartu dll. Oh tapi waktu di Tokyo aku tetep purchase Metro Tokyo Pass karena setelah dihitung-hitung dia lebih hemat dari pembayaran biasa^^.

Day 2

Beruntung banget dapet hotel yang cuma jalan tiga menit dari stasiun. Literally cuma beda beberapa bangunan doang dari stasiun wkwk. Hari itu cukup dingin, sekitar delapan derajat di pagi hari. Aku langsung bergegas dari jam setengah tujuh karena match pertama Nittai hari itu pukul 10 pagi. Sebenernya aku udah cukup pede buat naik transportasi umum yang ada di Jepang, tapi ternyata aku tetap bingung pas harus naik bus yang menuju ke Todoroki Arena. Setelah sempat muter-muter kayak orang ilang, akhirnya ketemu juga halte yang dimaksud. Sekitar pukul 9 pagi sampailah aku di Todoroki Arena!

Todoroki Arena

Percayalah orang Jepang suka banget antri. Kirain aku udah paling pagi, eh tapi pas nyampe ternyata antriannya udah segini (laugh). Untungnya aku udah print tiket kemarin jadi aku ga perlu lagi buru-buru buat ngeprint.

Round 2

Tomoro Fujiyama

Match hari itu berakhir cepat. Nittai menang dua set langsung dari tim kuning ini. Agak menyayangkan match ini berakhir dengan tidak adanya streaming di platform lain padahal hari itu Tomoro main cukup lama dan mainnya baguss. Tomoro masuk menggantikan Hayato (ace Nittai dan future captain Nittai) yang disimpan energinya untuk menghadapi match esok hari.

Second win!

Pada dasarnya aku orangnya gampang capek dan mageran wkwk. Tak lama aku langsung menuju halte bis untuk kembali ke stasiun dan melanjutkan perjalanan kembali ke hotel. Lucunya, aku sempat kaget melihat beberapa anak univ yang ikut mengantri di halte bis saat itu. Jadilah kami bersama naik di satu bis yang sama menuju ke stasiun. Kapan lagi kan bisa satu bis sama mereka (laugh). Sesampainya di stasiun aku sempat makan siang (waktu itu makan udon) lalu melanjutkan perjalanan ke Shibuya. Mumpung energi masih banyak dan masih ada semangat, jadilah aku sempat pergi ke beberapa spot yang ingin aku kunjungi. Tapi tolong jangan berekspektasi lebih, karena hari-hari berikutnya aku langsung pulang ke hotel setelah menonton Nittai tanding lol.

Trivia dikit. Jadi aku kan lagi suka banget nontonin vlognya Sam and Victor yang di Youtube, nah mereka mengajariku cara menikmati Jepang ala-ala mereka yang santuy dan estetik itu wkwk. Mereka juga ngasih rekomendasi cafe-cafe, resto atau tempat belanja ala mereka. Nah, salah satu tempat yang sering mereka kunjungi yaitu HARBS. Kepo lah aku sama dessert yang sering mereka coba. Jeng jeng jeng.. pas nyobain aku langsung suka banget sama sama Mille Crepes nya. Asli juara banget kalian wajib coba kalo lagi kesana! Aku juga sempet nyobain Chocolate Cake nya, tapi tetep pas nemu store nya lagi aku repurchase yang Mille Crepesnya karna emang seenak itu.

Mille Crepes HARBS


Day 3

Here we go to Tokyo Metropolitan Gymnasium! Kalau kalian belum tahu, Tokyo Metropolitan Gymnasium ini sangat terkenal di kalangan anak voli. Sebut saja turnamen bergengsi Haruko juga diadakan di venue ini. Oh oh, venue yang ada di Haikyuu juga diilustrasikan diselenggarakan disini! Aku sempat mempertanyakan sebenarnya, kenapa bukan semi final atau final yang diadakan disini, karena itung-itung pengalaman untuk anak-anak nugu agar pernah merasakan tanding di center court ini (laugh).

Tokyo Metropolitan Gymnasium


Round 3

Tokyo saat rush hour beneran kayak Manggarai for real berasa jadi ikan pepes. Pas sampai di venue aku udah ngos-ngosan karena lari-lari, gataunya tiga dari empat court hari itu main fullset woww. Di paling ujung ada Kindai vs Fukuoka University, lalu ada match sengit Chuo vs Senshu, dan yang terdekat dari aku berdiri ada Nihon vs Waseda yang surprisingly juga full set. Oh ya kenapa aku berdiri? Karena udah ga sempet cari duduk mana matchnya seru jadilah aku cuma berdiri disitu barengan anak-anak yang lagi warming up buat match selanjutnya lol.

Waseda akhirnya bisa menang walau agak ketar-ketir di akhir-akhir. Kindai juga alhamdulillah menang (semangat Kazu). Nah yang paling bikin deg-degan waktu itu match Chuo vs Senshu. Yang aku ingat waktu itu Chuo udah sempet unggul, tapi pas giliran Kai yang serve, Senshu bisa dapet break point dan akhirnya menang. Jujur aku seneng banget pas Senshu menang, tapi pas lihat anak-anak Chuo langsung nangis aku juga ikutan berkaca-kaca. Berasa semua anak nangis waktu itu terutama Yamane, Masakun, sama Ren:( Otsukare!

Second match

Sambil mewek-mewek dikit aku bergegas buat cari tempat duduk untuk match selanjutnya. Sedihnya, ternyata udah penuh banget sama fans-fans Nittai wkwk. Jadilah aku duduknya agak belakang-belakang, tapi gapapa. Match round 3 ini Nittai akan berhadapan dengan Kokushikan University. Bisa dibilang aku cukup deg-degan juga di match ini karena terakhir ketemu mereka Nittai main fullset tapi alhamdulillahnya Nittai yang menang.

Third win!

Pertandingan berjalan mulus untuk kemenangan Nittai. Di sisi lain, aku sempat terdistraksi dengan match court sebelah karena Tenri bisa menang lawan Tsukuba! Jujur seneng karena bisa lihat Gaku, Suke, Tomoya dan yang lain bisa lanjut. Tapi sedih juga lihat Tsukuba yang memang sedang terseok-seok akhir-akhir ini. Semangat Sena! Melipir ke court sebelahnya lagi, ada Tokai yang surprisingly bisa dibuat terseok-seok Aichi Gakuin University (AGU). 


Day 4

Quarter Final is here!! Karena finally venue nya akan diselenggarakan di Funabashi Arena yang dekat hotel, maka hari itu aku nggak terlalu buru-buru berangkat. Terlebih match Nittai hari itu ada di match kedua. Di match pertama lagi-lagi Senshu membuat kejutan dengan menumbangkan Juntendo yang merupakan runner up Inkare tahun lalu. Yang bikin aku terharu, setelah mereka kalah mereka nggak langsung pulang, tapi ikutan dukung anak voli putri Juntendo yang lagi main! Nah match sebelahnya lagi ada rivalitas univ non kanto yang berupaya untuk mendapatkan tiket menuju semi final, antara AGU vs Kindai. Match ini akhirnya dimenangkan oleh Kindai. Serunya lagi, di Funabashi Arena ini aku ngeh kalau ball boy dan ball girl nya dari anak-anak Ichifuna. Seru banget asli. Terus banyak juga berdatangan rombongan-rombongan anak sekolah yang menurut kesotoyanku mereka anak-anak SMP/SMA di Chiba yang emang khusus diundang untuk nonton.

Tibalah match yang bikin mules sejak pagi tiba. Nittai vs Meiji! Boleh dibilang memang Meiji belum pernah menang dari Nittai tahun ini, tapi aku tetep takut gara-gara itu mereka jadi menggebu-nggebu dan bisa ngalahin Nittai (laugh). Match berlangsung sengit diawal-awal. Tapi dengan tekad penuh anak-anak Nittai, akhirnya mereka berhasil menang tiga set saja. Yang bikin aku lebih seneng adalah, aku bisa nontonin mereka sampai hari terakhir. Padahal kalo boleh jujur aku udah nyiapin back up plan kalo-kalo Nittai bakalan kalah (laugh). Terima kasih!! Congrats!!

Fourth win!

Day 5

Semi final! Gausah ditanya aku semules apa karena harus lawan THE Waseda, the defending champion dua tahun berturut-turut. Bisa yuk bawa pulang medal. Yakali tiga tahun berturut-turut fouth place mulu. Part lucu pas lawan Waseda waktu itu ada di suporternya. Tau kan suporter Waseda sangat rapi, elegan, tertata gitu melawan suporter Nittai yang dipimpin Ginn yang bar-bar nya ga ketulungan. Jadi tiap kali Waseda mau yel-yel udah langsung ketutupan sama suara suporter Nittai. Tapi gapapa soalnya aku seneng, karena kemaren-kemaren pendukung Waseda selalu banyak dan rame. Sepengamatanku yang suporternya banyak itu ada Waseda, Chuo, sama Tokai.

Semi final

Yak sesuai prediksi warga-warga match ini sengit dan seru banget. Pas set kelima aku udah beneran pengen pulang aja wkwk. Kalo mau kilas balik, Nittai bisa menang lawan Waseda di Spring League kemarin setelah terakhir kali ngalahin mereka pas jaman Ran masih di Nittai. Tepatnya pas final Autumn League 2021 dan membawa Nittai juara. Selebihnya? Nihil wkwk jadi hampir tiga tahun Nittai ga pernah menang lawan Waseda. Pas finally bisa menang fullset dan maju ke final aku beneran lemes, selemes-lemesnya. Minimal kita udah secure medal! Ini lucu, jadi aku tuh dari awal ngincer tiket yang 3rd place (mode pesimis), dan dapet. Eh taunya Nittai masuk final hahah. Aku udah desperate buat nyari arena seat tapi ga dapet-dapet. Tapi memang kalau udah rejeki ga kemana. Di h-beberapa menit setelah 3rd match place berakhir tiba-tiba aku bisa dapet tiketnya!! Seneng banget. Ok sekian trivia nya.

Last Day (Inkare)

Nggak terasa udah hari terakhir Inkare. Rasanya aku nggak pengen hari itu berakhir. Pengalaman nonton anak-anak univ bener-bener pengalaman yang berbeda dibanding nonton club profesional atau pun Ryujin Nippon (Timnas Jepang). Experience off courtnya sih yang bikin bener-bener beda. Kita bisa saling sapa dari dekat, ngobrol, ngajak foto, ketemu orang-orang terdekat mereka dll. Sayang banget aku gabisa Bahasa Jepang jadi gabisa ngajak ngobrol lama-lama. Hal lain yang aku sayangkan soal penonton sih. Gatau kenapa untuk ukuran final ini sepi banget padahal bisa dibilang ini match prestisius di tingkat universitas. Ada yang bilang karena venue nya cukup jauh dari kota, who knows. Aku cuma berharap semoga di tahun-tahun mendatang bisa lebih banyak lagi penonton yang bisa hadir langsung. Kalo boleh request sih aku pengennya di Tokyo Metropolitan Gymnasium aja sekalian venue SF dan Finalnya biar vibesnya lebih kerasa hehehe.

Final!

Match berakhir 3-1 untuk kemenangan Senshu. Kai memperoleh MVP di match final itu. Apa aku sedih? Sama sekali enggak. Aku udah seneng banget liat mereka bisa melaju sejauh ini mengingat mereka sempet terseok-seok di awal tahun bahkan dapet 8th place di Spring League tahun ini. Selamat Sota buat Fighting Spirit dan Best Receivernya! Selamat Hayato buat Best Scorernya. Selamat juga Ichijo, Yoshii, Mori, Yutaro dan yang lain udah berjuang sampai akhir. Makasih Reiya, Sora yang udah berjuang bareng dibalik layar. Makasih juga Daiki yang aku tau kamu juga berjuang bareng kita. Nice to see you all!

Sudah. Berakhirlah agenda nonton Nittai lima hari ini. Bener-bener jadi pengalaman yang ga akan pernah aku lupain. Next blog bakal cerita soal jalan-jalan (yang beneran) di sekitar Tokyo dan Gunung Fuji. Juga agenda nonton Inkare Basket dan nonton home game Wolfdogs Nagoya (timnya Mas Rivan)! Tapi tolong jangan ditungguin karena nulisnya bergantung mood haha.


Love,
Intan

Bonus foto-foto:


Funabashi Arena

Sunset

Momiji